PENANGANAN PASCA PANEN SAYURAN YANG BAIK DAN BENAR
|Produk hortikultura seperti sayuran merupakan komoditas yang mudah rusak dan masih mengalami proses hidup (proses fisiologis). dalam batas-batas tertentu proses fisiologis ini akan mengakibatkan perubahan-perubahan yang menjurus pada kerusakan/kehilangan hasil.
Kehilangan/kerusakan hasil produk sayuran secara kualitas dan kuantitas terjadi pada tahap panen sampai dengan tahap produk siap dikonsumsi. Rata-rata kehilangan/ kerusakan hasil produk sayuran diperkirakan 5 – 25% untuk negara-negara yang telah maju, dan 20 – 50% untuk negara-negara berkembang. Untuk mengurangi susut tersebut, beberapa hal yang harus dilakukan adalah : (a) mengetahui faktor biologis dan lingkungan penyebab kerusakan, dan (b) menggunakan teknologi penanganan pasca panen yang benar, diantaranya pengemasan dan penyimpanan yang tepat, sehingga akan memperlambat kebusukan dan dapat mempertahankan kesegaran produk pada faktor tingkat paling optimal.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi penanganan pasca panen sayuran seperti; respirasi, produksi etilen, perubahan komposisi kimia, dan transpirasi. Selain itu, Faktor lingkungan : suhu, kelembaban, dan komposisi atmosfer juga ikut memengaruhi.
Klasifikasi Sayuran Berdasarkan Laju Respirasinya
No | Kelas | Laju Respirasi
(mg co2/kg-hr) |
Komoditi |
1. | Paling rendah | < 5 | sayuran |
2. | Rendah | 5 – 10 | seledri, bawang putih, kentang |
3. | Sedang | 10 – 20 | wortel, ketimun, tomat, kubis cina |
4. | Tinggi | 20 – 40 | wortel dengan daun, kembang kol, bawang perai, slada |
5. | Sangat tinggi | 40 – 60 | brokoli, kecambah, okra, kale, snap bean, seledri air |
6. | Paling tinggi | > 60 | asparagus, jamur, bayam, jagung manis, parsely |
Silakan baca juga artikel pertanian berikut ini: Kegiatan Panen (Grading dan Sortasi).