Cara Mencegah Kekerdilan Tanaman Buah di Dalam Pot (Tabulampot) Melalui Pemilihan Bibit, Jenis Media, dan Sumber Daya Lingkungan Yang Tepat
|Seringkali saya menemukan bahwa beberapa orang yang menanam tanaman buah secara Tabulampot ternyata hasilnya kurang optimal. Hal ini lantaran tanaman buah yang ditanamnya tersebut mengalami kekerdilan, sehingga produktivitas tanaman menjadi turun.
Sebenarnya kunci untuk sukses menanam tanaman buah dalam pot (Tabulampot) ini adalah penentuan jenis media tanam yang tepat, pemilihan bibit unggul, cara perawatan tanaman yang baik dan benar, sumber daya lingkungan, serta perlakuan pasca panen.
Sebagai gambarannya saya rangkum pada bagian di bawah ini:
Untuk penentuan jenis media tanam sebaiknya gunakan tanah, sekam, dan pupuk kotoran ayam dengan masing-masing perbandingannya adalah 1:1:1.
Pemilihan bibit unggul bisa ditanyakan langsung ke petani langsung yang membudidaya tanaman serupa yang hendak kita tanam. Membeli bibit di Dinas Pertanian juga bisa dilakukan untuk mendapat bibit tanam unggul yang tersertifikasi. Sehingga nantinya akan membuat tanaman cepat berbuah lebat, atau tidak membutuhkan waktu yang terlalu lama.
Kalau saya sendiri untuk menentukan bibit yang akan ditanam, maka saya akan menyesuaikan tentang tanaman itu nantinya akan ditanam di lahan terbuka atau di pot. Jika di tanam di lahan terbuka atau tanah terbuka/kebun, saya akan mengurutkan alternatifnya yaitu dengan bibit berasal dari biji, cangkok. Walaupun bibit hasil okulasi sebenarnya menurut saya kurang cocok di lahan terbuka.
Untuk bibit yang ditanam di dalam pot (tabulampot) saya biasanya akan mengusahakan bibit yang berasal dari cangkok, bukan dari biji (non biji), hasil okulasi (mengenten), atau bibit hasil dari cara perkembangbiakan secara vegetatif lainnya). Hal pemilihan bibit untuk tabulampot ini sangat penting karena akan menentukan kualitas dan produktivitas tanaman ke depannya.
Untuk perawatan tanaman, saya upayakan untuk senantiasa memastikan bahwa media tanam selalu tercukupi kandungan airnya (tidak terlalu basah kuyup), penyiraman kondisional, artinya saat musim hujan tidak perlu disiram lagi, melakukan pendangiran dan penyiangan pada tanaman, pemupukan pada tanaman tabulampot dengan pupuk organik dan kimiawi. Saya jujur selama merawat tanaman tabulampot sangat senang menggunakan pupuk kotoran ayam yan sudah difermentasi beberapa bulan sampai matang. Untuk pupuk kimiawi lebih suka pake NPK, Urea, KCL atau TSP. Variasikan saja pupuk ini untuk pemberian setiap bulannya.
Sumber daya lingkungan juga mempengaruhi kualitas tanaman secara umum. Sebaiknya pH tanah harus tidak asam (pH di atas 7). Jika tanah terlalu asam, maka bisa mencampurkan kapur dolomit ke media tanam supaya pH tanahnya menjadi netral. Selain itu, sebaiknya letakkan tanaman pada lokasi yang banyak cahaya sebagai penunjang agar tanaman tumbuh dan berkembang secara maksimal.
Dan biasanya setelah tanaman diletakan di tempat yang terang (tercukupi cahaya matahari harian), maka tanaman lebih sehat, pertumbuhannya tidak kerdil, produktivitas bunga dan buahnya menjadi lebih banyak, hal inilah yang pastinya diharapkan semua petani.
Upaya yang dilakukan setelah pasca panen adalah dengan melakukan perempelan (membuang/memotong) kembali pada bagian batang tanaman/tunas yang sudah tidak produktif. Gunakan gunting khusus untuk memotong batang tanaman tersebut, dan carilah kira-kira batang mana yang siap untuk ditumbuhkan untuk masa depan tanaman selanjutnya.
Itulah saja beberapa cara/tips/teknik dan langkah yang bisa ditempuh agar tanaman buah dalam pot (Tabulampot) dapat tumbuh secara optimal. Silakan dipraktekan, semoga bermanfaat untuk rekan-rekan petani dimana saja berada, aamiin.
Silakan teman-teman bisa baca juga artikel terkait berikut ini: Berkebun Buah-Buahan Dengan Tabulampot Di Samping Rumah.