Efek Buruk Gulma Bagi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Pertanian
|Gulma merupakan sejenis rumput liar yang mungkin bisa saja tumbuh di sekitar tanaman budidaya. Umumnya, gulma tumbuh secara berkoloni. Jumlahnya bisa sulit dihitung, jika memang petani lalai dalam perawatan lahan tanam. Di Indonesia, hampir semua lahan pertanian pernah ditumbuhi gulma, baik itu gulma berdaun lebar maupun berdaun sempit. Dan pertumbuhan gulma ini tentu saja sangat tidak diharapkan oleh petani karena bisa menurunkan produtivitas hasil pertanian.
Secara terstuktur gulma yang tumbuh di sekitar tanaman juga bisa berefek buruk/negatif, seperti memengaruhi laju pertumbuhan tanaman pertanian secara keseluruhan. Selain itu, gulma bisa menjadi kompetitor bagi tanaman utama yang ditanam. Gulma umumnya mengambil sebagian unsur hara di dalam tanah. Dan selebihnya air serta garam-garaman ikut diambilnya. Ini tentu sangat membahayakan tanaman budidaya, karena stok hara semakin terbatas, sehingga tanaman bisa lambat tumbuh dan berkembang. Memang terbukti jika suatu lahan tanam terdapat gulma di dalamnya, maka peluang tanaman tumbuh dengan subur akan sulit diharapkan. Bahkan, laporan dari beberapa petani di daerah, bahwa gulma dapat membuat tanaman yang ditanam menjadi sulit berkembang, tumbuh kurus, rentan terkena dampak pandemi penyakit serta hama yang marak. Melihat kondisi ini tentu saja menjadi perhatian bersama agar tetap menjaga lahan tanam dari gulma.

Karena bagaimanapun juga, jika lahan tanam bersih, akan memudahkan tumbuh kembang tanaman. Ini tentu saja akan berdampak positif bagi kelangsungan hidup tanaman. Sehingga tanaman bisa berproduksi dengan baik.