Budidaya Tumbuhan Secara Kovensional/Tradisional
|Indonesia merupakan negara berkembang, sekaligus sebagai negara agraris. Semua kelimpahan sumber daya alam bergitu lengkap. Bahkan, batang tanaman seperti singkong jika ditancapkan dapat tumbuh hingga menghasilkan umbi. Indonesia sebagai negara agraris juga menjadi sentra industri pertanian, pemasok ekspor barang dan jasa dari hasil pertanian. Petaninya yang cekatan dan ulet telah menjamin beribu-ribu tahun Indonesia semakin mahir menghasilkan produk pertanian yang unggul. Dan begitu pula dengan sistem pertanian yang diunggulkan secara umum terdiri dari 2 macam, yakni sistem pertanian secara modern dan konvensional.
Budidaya tumbuhan/tanaman secara konvesional disebut juga dengan budidaya secara tradisional/manual. Dalam sistem pertanian ini, tidak banyak melibatkan alat-alat pertanian modern. Serta cara yang dilakukan masih terbilang manual dengan sumber daya dan perkakas yang murah, dan terbatas.
Contoh dari sistem pertanian secara konvensional misalnya, masih menggunakan alat untuk membajak sawah dengan kerbau. Atau saat membuat lahan bedengan masih menggunakan cangkul. Serta penggunaan senyawa pestisida dan pupuk kimia masih banyak ditemukan dalam sistem pertanian secara tradisional. Kerentanan tanaman terhadap hama dan penyakit pada tanaman juga tinggi pada sistem konvensional ini.
Pertanian dengan tipe tumpang sari, sistem pertanian bergilir, monokultur, polikultur masih mendominasi pada sistem pertanian secara tradisional. Dan sistem pertanian semacam ini tentu saja masih banyak ditemukan di Indonesia, dan beberapa kawasan di sekitar Asia lainnya.