Kenali Hama Dan Penyakit Pada Bawang Merah Serta Pengendaliannya
|Siapa sih yang tidak kenal dengan bawang merah (Allium cepa var. aggregatum). Bumbu dapur yang agak pedas dan sering membuat pengirisnya meneteskan air mata ini adalah tanaman yang berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan di sekitarnya lalu menyebar hingga ke seluruh dunia termasuk Indonesia. Umbi berwarna merah muda keunguan ini mengandung zat propanethial S-oxide yang membuat rasanya pedas dan menyengat.
Bawang merah banyak ditanam di daerah tinggi hingga sedang. Di Indonesia daerah yang menjadi sentra bawang merah di antaranya Brebes, Berastagi, dan Bukittinggi. Menanam bawang merah pun sebenarnya tidak sulit. Bahkan Anda bisa melakukannya di rumah dengan teknik hidroponik sederhana.
Hal yang paling krusial adalah mengenali hama dan penyakit pada bawang merah serta pengendaliannya. Berikut penjabarannya.

Penyakit dan Hama Bawang Merah
Seperti halnya jenis tanaman lain, bawang merah juga tidak terlepas dari hama dan penyakit. Untuk mengantisipasi hal tersebut pastikan anda juga mengaplikasikan pupuk bawang untuk menanggulangi beberapa hama berikut ini :
1. Ulat Bawang
Ulat bawang disebut juga ulat grayak, adalah larva ngengat yang hidup di permukaan daun atau batang bawang merah. Ulat ini juga sering menyerang cabai, kapas dan jagung. Dengan jumlah yang banyak, sekitar 80 butir per kelompok per helai daun, serangan ulat ini cukup mematikan bagi tanaman bawang merah.
- Gejala Serangan
Ulat bawang memakan daun bagian dalam, bukan badan daun seperti jenis ulat lainnya. Jadi daun yang terserang akan terlihat transparan, lalu akan terkulai dan kering. jika tidak ditangani secepatnya, ulat ini tidak akan puas dengan hanya memakan daun. Batang dan umbi bawang juga akan digerogoti.
- Cara Pengendalian
Penanaman secara serentak dan bergilir adalah salah satu cara untuk mengendalikannya. Anda juga bisa memilih bibit yang tahan terhadap serangan ulat ini, misalnya bibit bawang varietas sumenep. Jika telah ditemukan serangan, segera periksa semua tanaman bawang. Kumpulkan dan musnahkan semua ulat, telur, dan ngengatnya. Setelah itu gunakan insektisida dengan bahan chlorfenapyrl pada tanaman bawang agar tidak terserang kembali.
2. Lalat Pengorok Daun
Namanya menyeramkan, ya. Tapi memang begitulah cara kerja serangga ini, menggerogoti daun. nama latinnya Liriomyza chinensis.
- Gejala Serangan
Muncul bintik-bintik putih yang diakibatkan oleh tusukan si lalat. Lalu terlihat juga liang yang berkelok-kelok seperti galian kecil, yang merupakan liang korokan larva lalat. Pada serangan yang lebih berat, liang korokan ini memenuhi seluruh permukaan daun hingga daun menjadi berwarna cokelat dan kering seperti terbakar.
- Cara Pengendalian
Untuk membasmi lalat, bisa digunakan insektisida yang mengandung bahan aktif imidakloprit dengan dosis 2 sdm ditambah 2 liter air. Sedangkan untuk membasmi larvanya gunakan insektisida dengan bahan abamectin dengan dosis 2 sdt ditambah 17 liter air.
3. Ulat Grayak
Serangan ulat grayak hampir sama dengan serangan ulat bawang. Nama keduanya juga mirip. Jika ulat bawang memiliki nama ilmiah Spodoptera exigua, maka ulat grayak nama ilmiahnya adalah Spodoptera litura
- Gejala Serangan
Ciri serangan ulat ini juga daun yang terlihat transparan karena larva menggerogoti isi dalam daun.
- Cara Pengendalian
Ulat grayak dapat dibasmi dengan insektisida yang mengandung bahan aktif tunggal Flufenoxuron.
4. Tungau
Tungau atau kutu busuk adalah binatang kecil yang menyerang daun, batang dan umbi tanaman.
- Gejala Serangan
Umbi yang diserang akan mengalami pembusukan. Daun dan batang layu dan mongering.
- Cara Pengendalian
Tungau dan berbagai jenis kutu daun dapat dibasmi dengan memanfaatkan B. Bassiana, sejenis jamur yang menyerang dengan cara masuk ke antara ruas-ruas tubuh tungau. Korban akan menjadi pasif dan kaku serta permukaan tubuh diselimuti hifa berwarna putih seperti kapas.

5. Thrips
Thrips atau thrips tabaci adalah salah satu dari beberapa jenis thrips, hama pengganggu segala jenis tanaman. Panjangnya sekitar 1-1,2 c dengan tubuh hitam yang memiliki garis merah. Sekali bertelur tidak tanggung-tanggung, sekitar 80-120ribu telur dihasilkannya tanpa proses perkawinan terlebih dahulu.
- Gejala Serangan
Muncul garis-garis keperakan pada daun yang kemudian akan berubah warna menjadi cokelat muda.
- Cara Pengendalian
Sejauh ini belum ada obat kimia atau insektisida yang bisa mengalahkan trips, jadi yang bisa Anda lakukan adalah memangkas daun yang terserang dan mencabut batangnya lalu dibakar.
6. Orong-orong
Orong-orong adalah serangga bawah tanah yang menyerang akar dan umbi bawang merah. Uniknya, penyerangan hanya dilakukan pada musim tanam kedua, saat tanaman bawang merah berusia 1-2 minggu.
- Gejala Serangan
Tanaman akan terlihat semakin layu karena kekurangan nutrisi akibat akarnya dirusak.
- Cara Pengendalian
Pengendalian bisa menggunakan pupuk kandang yang telah matang. Bisa juga menggunakan campuran dedak dan insektisida. Bahan-bahan ini disebarkan di bedengan atau lokasi tanaman pada sore hari.
Hama Bawang Merah
Selain serangan serangga, hama lain seperti bakteri dan jamur juga bisa menyerang bawang merah.
1. Penyakit Layu Fusarium
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan. Menyerang melalui akar hingga ke jaringan pembuluh tanaman. Serangannya merambat sangat cepat, menjadikan jaringan batang berwarna kecoklatan. Setelah itu menyebar ke daun hingga daun berwarna kuning.
- Gejala Serangan
Gejala dimulai pagi hari, saat terjadi penguapan maka daun bawang merah akan layu pelan-pelan. Pada sore hingga malam hari tanaman akan segar kembali, namun keesokan paginya akan terulang gejala yang sama. Lama-kelamaan tanaman akan mati.
- Cara Pengendalian
Tanaman yang terkena fusarium harus dicabut dan dibakar. Sterilkan lahan dengan fungisida dan jangan ditanami dulu selama beberapa lama. Baik itu dengan bawang atau tanaman seperti cabai, tomat atau terong. Sterilkan juga alat berkebun agar spora jamur tidak tertinggal dan menyebar kembali.
2. Penyakit Antraknosa
Disebabkan oleh jmur coletotrichum dan berkembang sangat pesat di kelembaban tinggi. Penyebarannya terjadi melalui aliran air atau air yang tergenang.
- Gejala Serangan
Daun terlihat berbercak putih dengan ukuran 1-2 mm dan lama-kelamaan akan menjadi merah muda. Selanjutnya berubah menjadi warna cokelat hingga hitam.
- Cara Pengendalian
Karena sangat cepat berkembang terutama di musim hujan, maka Anda harus mengurangi kelembaban di area tanam bawang merah. Penggunaan mukosa dari plastik bening bisa dilakukan. Perjauh jarak antar tanaman dan bersihkan gulma di sekitarnya. Cabut dan bakar tanaman yang telah terinfeksi.
3. Penyakit Bercak Daun
Penyakit bercak daun serkospora disebabkan oleh jamur (cercospora duddiae).
- Gejala Serangan
Terdapat bercak klorosis dimana daun terlihat belang-belang akibat infeksi yang berada di ujung daun tampak terpisang dengan pangkal daun.
- Cara Pengendalian
Karena disebabkan oleh jamur, maka tindakan yang tepat adalah pemangkasan dan pembakaran bagian yang terserang. Menjaga agar kelembaban tidak terlalu tinggi dan penyemprotan fungisida.
4. Penyakit Bercak Ungu
Bercak ungu atau alternateria porrii menyerang daun dan umbi bawang merah.
- Gejala Serangan
Terlihat bercak putih atau kelabu yang melengkung di daun. Lama–kelamaan bermerah cak akan membesar dan berwarna ungu melingkar dengan warna kuning di bagian luarnya. Umbi yang terserang akan membusuk dan warnanya kuning hingga merah kecokelatan.
- Cara Pengendalian
Perhatikan waktu tanam. Jangan menanam bawang merah di musim hujan. Lakukan pemupukan seimbang dan perhatikan drainase hingga tidak ada air yang tergenang. Semprotkan fungisida selama tiga hari berturut-turut.
5. Penyakit Embun Bulu
Disebabkan oleh peronaspora destructor yang menempel pada daun.
- Gejala Serangan
Spora yang menempel akan menginfeksi daun dan batang. Daun akan pucat dan kuning sedangkan umbi bawang menjadi cokelat, lunak dan berkerut.
- Cara Pengendalian
Potong dan bakar bagian yang terinfeksi, lakukan rotasi tanam, dan gunakan fungisida.
Pengendalian Hama Terpadu
Yang dimaksud dengan pengendalian hama terpadu adalah cara untuk mengendalikan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan pendekatan ekologi yang ramah lingkungan.
1. Sistem Preventif
Sistem preventif bertujuan mencegah terjadinya infeksi dan serangan yang diakibatkan oleh OPT, baik hama maupun penyakit. Hal yang dapat dilakukan seperti budidaya tanaman sehat yang berasal dari bibit yang sehat pula. Mengatur masa tanam dan sistem penanaman serta mengatur kebersihan lingkungan juga merupakan metode pencegahan yang efektif.
2. Sistem Kuratif
Dalam sistem kuratif, petani berusaha mengobati atau menyembuhkan serangan dengan menggunakan cara yang ramah lingkungan. Pemanfaatan predator alami hama dan pemusnahan tanaman yang terinfeksi adalah dua di antaranya. Pengobatan secara alami adalah alternatif terakhir. Silakan baca juga artikel berikut: Cara Budidaya Bawang Merah Secara Baik dan Benar. (Ditulis oleh: Lina).