Peranan Cacing Tanah Sebagai Organisme Non-Soliter pada Lahan Pertanian
|Cacing tanah adalah anggota dari dunia fermes (cacing). Hampir di seluruh belahan dunia, keberadaan cacing tanah menjadi ujung tombak di dunia pertanian. Bagaimana tidak? cacing tanah telah diketahui banyak orang memiliki fungsi/peranan sebagai penggembur lahan tanam. Dan alhasil, lahan pertanian yang dikerumuni cacing tanah sudah pasti dari segi hasil produksi tanaman selalu mengalami peningkatan.
Jumlah populasi cacing tanah di lahan tanam (bedengan) bisa ditingkatkan. Caranya adalah dengan mengundang mikroorganisme tanahnya yaitu menggunakan mulsa organik. Di website tipspetani.com ini saya sudah banyak mengulas tentang peranan dari mulsa organik, asal bahan yang dipakai, sampai pada tahapan aplikasinya.

Mulsa organik yang digunakan tentunya berasal dari bahan-bahan di alam yang mudah terurai, seperti jerami, sisa-sisa dedaunan yang tidak terpakai, pelepah daun pisang, hasil pemangkasan kanopi/tunas liar. Peletakan mulsa organik di lahan tanam ternyata mampu mengundang mikroorganisme tanah lebih dari ribuan.
Semakin banyak mikroorganisme tanah, termasuk cacing tanah yang hidupnya non-soliter tentu saja lahan pertanian semakin bagus. Selain itu, fungsi/peranan/kegunaan cacing tanah yaitu mampu mengatur pH tanah, tingkat kelembaban tanah, kesuburan tanah semakin meningkat, serta meningkatkan kandungan unsur hara di dalam tanah.
Jadi, dalam dunia pertanian, cacing tanah masih banyak diharapkan oleh petani. Dan sebaiknya, hindari juga penggunaan pupuk anorganik yang terlalu berlebihan sebab akan merusak struktur tanah. Beberapa penelitian terdahulu mengatakan bahwa, semakin sering tanah mengalami pencemaran, maka rusaklah tekstur tanah dan mengakibatkan mikroorganisme tanah sulit hadir. Silakan baca juga: Jenis Mikroorganisme Tanah Tergenang (Pada Lahan Pertanian).