Melakukan Teknik Tumpang Sari Pada Tanaman Buncis, Selada, Seledri, Sawi dan Bawang Merah
|Tumpang sari merupakan teknik menanam berbagai macam jenis tanaman lebih dari satu, dalam satu lahan yang sama. Di Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia, teknik tumpangsari ini paling sering dipraktekan di lapangan. Dan memang dari segi hasil panen cukup menjanjikan apabila pengerjaannya dilakukan secara tepat.
Beberapa keuntungan dari aplikasi teknik tumpangsari yakni:
- Dapat menanam lebih dari satu jenis tanaman dalam satu lahan tanam (bedengan);
- Panen tanaman dapat dibuat serentak, atau dipanen secara berkala sesuai jenis tanamannya;
- Optimalisasi lahan tanam secara efisien dan efektif, karena hanya dalam satu lahan dapat dibudidayakan beranekaragam jenis tanaman sayur, buah, pangan, dan sebagainya;
- Lebih hemat pupuk;
Namun, dibalik keuntungannya, ada juga beberapa kerugian dari teknik tumpangsari, yakni tanaman rentan terkena hama dan penyakit. Hal ini dapat terjadi jika proses perawatan dari masing-masing tanaman tidak dilakukan dengan benar dan intensif. Hama dan penyakit dari satu tanaman ke tanaman lain dapat menyebar, terutama jika tanaman terserang hama semisal kutu daun, wereng, lembing, ulat daun, ulat grayak, kutu kebul, dan lain sebagainya. Maka dari itu, tantangan untuk menanam secara tumpangsari adalah pilihan petani itu sendiri. Dan sebagai langkah prospektif untuk penanggulangannya dapat dilakukan dengan cara penggunaan pestisida alami maupun pestisida kimia.
Untuk melakukan teknik tumpang sari pada buncis, bawang merah dan selada/sawi sangat mudah dilakukan. Pertama-tama yakni membuat lahan bedengan secara utuh, baru bibit tanaman sawi, buncis, dan bawang merah ditanam secara bersamaan. Biasanya tanaman buncis ditanam di sisi paling luar dari lahan bedengan, yakni tanaman buncis jika sudah dewasa diberi tiang ajir/lanjaran. Di bagian tengah ke arah pusat bedengan kemudian diikuti dengan penanaman sawi/selada, dan dilanjutkan dengan tanaman bawang. Formasi jenis tanaman yang ditanam bisa dirandom (diacak), atau bisa mengikuti bedengan dengan larikan yang sama untuk jenis tanaman yang sama pula. Sebagai ilustrasi bisa melihat gambar teknik tumpangsari yang saya lakukan.

Teknik tumpangsari sebenarnya sangat mudah diaplikasikan oleh banyak orang. Tekniknya sangat mudah, dan juga kombinasi jenis tanamannya bisa dirancang sesuai keinginan dari petani itu sendiri. Sehingga teknik ini bisa dilakukan oleh siapa saja. Jika anda tertarik untuk mencobanya, ayo silakan dicoba. Saya sendiri sudah mencobanya dan berhasil. Silakan baca juga: Manfaat Penting Bakteri Rhizobium leguminosarum pada Bidang Pertanian.