Faktor Penyebab dan Solusi Mengatasi Bibit Tanam Cabe yang Mati Ketika Dipindahkan Ke Lahan Bedengan
|Benih tanam cabe yang disemai umumnya sudah tumbuh optimal ketika berumur 25 – 30 hst. Pada masa tersebut, maka organ tanam cabe sudah kompleks yaitu sudah munculnya akar, batang, bahkan daun sudah lebih dari 3 helai. Dan ketika berumur 25-30 hst tersebut maka bibit siap untuk dipindahkan ke lahan tanam lain yaitu di lahan bedengan terbuka. Lahan bedengan untuk menanam bibit cabe berupa lahan bedengan bermulsa atau tanpa mulsa. Namun, saran saya pribadi agar bapak ibu petani yang hendak menanam cabe sebaiknya memakai mulsa plastik atau mulsa organik.

Dalam menanam bibit cabe di lahan bedengan, terkadang ada kendala yang dihadapi oleh petani yakni bibit tanam cabe banyak yang mati setelah dipindahkan ke lahan bedengan. Hal ini dapat terjadi karena beebrapa faktor penyebab, seperti:
- Tanaman cabe berada dalam masa adaptif yaitu suatu masa dimana bibit cabe sedang beradaptasi atau menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan baru (lahan bedengan) pasca dipindahkan dari lahan penyemaian;
- Cuaca yang panas/ekstrem bisa menjadi penyebab utamanya;
- Karena cuaca panas, maka pupuk di bawah plastiknya menguap, ditambah dengan cuaca panas, maka plastik pun ikut terkena panas jika terik matahari ada;
- Tanaman kelebihan air sehingga penyerapan air oleh akar tanaman berlangsung secara terus-menerus yang berakibat fatal pada membusuknya bagian batang tanamannya. Tidak hanya batang, pada beberapa kasus organ akar menjadi busuk;
- Pemupukan yang salah/keliru. Misalnya memberikan pupuk kimia dengan dosis yang berlebih. Pada masa pindah awal bibit dari lahan semai ke lahan bedengan, maka sebaiknya hindari pemberian pupuk kimia terlebih dahulu. Hal ini karena tanaman cabe sedang dalam masa adaptif dan transisi, sehingga dibutuhkan beberapa waktu/hari agar tanaman siap dipupuk. Pemberian pupuk kimia tidak dianjurkan pada bibit cabe yang baru ditanam di lahan bedengan;
Untuk solusi mengatasi bibit tanam cabe yang mati ketika dipindahkan ke lahan bedengan yaitu dengan berbagai macam cara berikut ini. Silakan dipilih mana solusi yang menurut anda tepat (bisa juga dikombinasikan sesuai kebutuhan):
- Mengurangi frekuensi penyiraman yang terlalu intensif. Atau dengan kata lain mengurangi pemberian banyak air pada tanaman yang baru dipindahkan. Lakukanlah penyiraman pada bibit sewajarnya, artinya jika dirasa tanahnya kering/tidak lembab/kurang air maka lakukan penyiraman. Lakukan penyiraman pada kondisi-kondisi yang tepat;
- Berikan pupuk diawal tanam dengan pupuk organik/pupuk kandang dari kotoran ayam yang difermentasi. Hindari terlebih dahulu penggunaan pupuk-pupuk kimiawi yang dijual di pasaran. Karena pupuk kimiawi tersebut kurang adaptif terhadap tanaman yang baru dipindahkan pada lahan baru;
- Menanam cabe melihat musim yang tepat bisa menjadi indikator tepat dalam memilih waktu tanam yang baik. Sebaiknya tanam cabe pada musim kemarau menuju musim hujan, atau bisa pada saat musim hujan. Pada musim hujan maka intensitas curah hujan tinggi, sehingga tidak kerepotan dalam pemberian suplai air pada tanaman (penyiraman tanaman cabe);
- Petani juga bisa memberikan tiang ajir sebagai penyangga tanaman bibit yang baru ditanam. Tiang ajir bisa berasal dari bilah bambu yang dipotong vertikal dengan panjang kira-kira 1 meter. Lalu ikat tanaman pada tiang ajir menggunakan tali. Setelah tanaman dewasa maka tali bisa dilepas (disesuaikan kebutuhan);
- Lakukan penyulaman pada tanaman cabe yang sebagian atau yang mengalami kematian segera mungkin. Hal ini dilakukan sesegera mungkin agar mendapatkan tanaman yang memiliki waktu berbuah dan panen serentak/sama;
- Tutup semua lubang tanamnya dengan jenis tanah lain, lalu padatkan tanah yang ada pada sekeliling pangkal cabenya;
- Usahakan lingkaran lubang mulsa ditutup tanah dengan rapat supaya angin dari dalam mulsa supaya angin dari dalam mulsa tidak keluar lewat lubang mulsa;

- Petani bisa menggunakan daun kelapa/sedotan yang diletakan pada batang cabe (lihat gambar di atas) untuk mencegah panas yang berlebih pada tanaman bibit cabe yang baru dipindah. Untuk caranya bisa dibaca pada artikel berikut ini: Cara Menanam Cabe di Musim Kemarau dengan Menggunakan Daun Kelapa.
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk para remaja, bapak dan ibu tani dimanapun anda berada.
Pas dipindah pakai dulu kohe lebih baik ternyata ya untuk pertumbuhan bubut cabainya.
Emang sih pengalaman saya juga sering banget dipindah tempat itu banyak yang kering mati
Iya kohe lebih bagus kak kalo untuk masa pertumbuhan awal tanaman cabe. Biar adaptasi dulu tanaman karena umurnya masih belia.
Oh seperti itu. Sepertinya mudah ya, tapi kenapa gagal terus ya menyemai bibit cabe dari biji. Apa tanganku panas?
Hehe, iya kak katanya ada yang tangannya panas, jadi kalo nanem mati. Itu mitos gak sih hehe???
Wah makasih infonya mas. Kemaren saya sempat mengalami dari sekian banyak sekalian bibit cabe yg hidup sampai besar dan siap panen hanya beberapa batang saja. Tapi kalau saya perhatikan memang pas memindahkan ke tanah, ukuran dan usia bibit saya itu lebih muda dari yg difoto contoh ini. Next time saya coba lagi
Iya mbak, semangat menanam lagi.
Kirain cabe bisa ditanam kapan pun. Ternyata, tetap ada waktu terbaiknya, ya. Memang dia sensi banget sama air yang kebanyakan. Tipsnya ini berguna banget. Terima kasih.
Iya kebanyakan air bisa bikin akarnya rusak atau berjamur akhirnya tanaman cabe mati.
Kalau pindah media tanam, berarti jangan keseringan menyiram ya? Apalagi sampe luber.
Nah ini adakalanya daku lakukan sih, tapi bukan tanaman cabe hehe. Siip infonya kak
Iya kak, secukupnya,disesuaikan umur tanaman.
Saya nanam benih cabe di polybag di rumah, pas dipindahkan ke pot juga banyak yang mati hiks…
Tapi dari artikel ini saya jadi tahu apa penyebab dan solusinya saat tanam cabe ketika dipindahkan ke lahan bedengan tidak mati
Makasih kak, semoga artikel ini membantu petani di Indonesia yang butuh informasi bercocok tanam.
Ternyata menanam cabe dan membuatnya tetap subur tuh butuh ketelitian dan kejelian ya. Gak asal naruh, nyiram, dan menggunakan pupuknya. Awalnya saya sempat bingung baca ini karena memang tidak terbiasa bercocok tanam. Yang katanya ibu almarhum, saya tuh punya “tangan panas” jadi gak cocok nanam apapun hahahaha.
Iya betul banget kak Annie, butuh ketelitian dan telaten.
Saya juga pernah mengalami hal seperti ini. Bibit yang segar, daun hijau, setelah dipindah ke media tanam malah jadi layu dan kering.
Ternyata kemungkinan penyebabnya bisa bermacam-macam ya
Iya kak, terkadang perlakuan kita memang tak semulus petani profesional. Tapi mari kita cari solusinya bareng2.
Wah saya nyerah deh kalo soal nanem cabe
terima nasib aja, ada yang tumbuh bagus, ada yang mati, malah ada yang bagus eh daunnya dikerikiti belalang sampai akhirnya mati nelangsa
walau tetap semangat, sekarang sedang ngejemur cabe rawit yang bentuknya kaya bunga
Semangat kak Maria, merawat tanamannya.
Sebenarnya, bisa sih ditanam kapanpun cuma memang ada perlakuannya bila ditanamnya di luar musim. Misal, saat hujan, kita bisa atur drainasenya. Biar, tanaman cabenya nggak kelebihan air.
Iya bisa kak, kondisional juga bisa.
Pengaturan suhu terhadap tanaman cabe ternyata bisa diatasi dengan pemasangan sedotan yaa.. Aku salut banget sama teknologi dan penelitian di bidang pertanian. Semoga Indonesia bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya sendiri.
Betul banget kak Lendy. Suhu adalah faktor eksternal pertumbuhan jadi sangat penting bagi tanaman.
saya pernah nanam cabe di depan rumah, niatnya biar bisa punya cabe unlimited buat kebutuhan rumah, udah bahagia banget tanemannya seger banyak lucu gitu kan masih kecil, lama-lama kok muncul putih-putih di bawah daun, akhirnya mati semua huhuhu