Penyemprotan Bibit Cabai Umur 7 Hst Sebaiknya Pakai Apa?
|Saat bibit cabai sudah ditanam di lahan bedengan, maka petani harus lebih rutin merawatnya. Perawatan tanaman cabai banyak sekali ragamnya. Namun secara umum, ada tahapan perawatan cabai yang sering dilakukan petani cabai di Indonesia. Diantaranya adalah penyiraman, pemupukan, pendangiran serta penyiangan, pemberian tiang ajir untuk pohon cabai, pemangkasan ranting utama cabai (perempelan), dan pengendalian hama serta penyakit.
Pada tanaman cabai umur 7 hst, sebaiknya tanaman lebih difokuskan untuk lebih sering dilakukan penyiraman dalam jumlah cukup. Penyiraman dilakukan dengan air yang tidak terkontaminasi limbah logam berat seperti merkuri, dan limbah pestisida. Sementara itu, pastikan bibit cabe pada umur ini harus lebih ditekankan agar selalu terkena sinar matahari sepanjang hari. Hindari tempat ternaung, karena fotosintesis akan terganggu pada tempat yang demikian. Tanaman cabe yang sering terkena cahaya matahari maka pertumbuhannya akan ideal, daunnya hijau, batang dan akar menjadi lebih kokoh.

Adapun kegiatan penyemprotan/spray untuk bibit tanaman cabai yang paling bagus bisa menggunakan pupuk harmonik, primatan dan klenset. Aplikasinya: Semprot atau spray saat sore hari pada pusat tumbuh tanaman (sekitar akarnya). Per tanaman bisa diberikan 200 mL (0,5 gelas) air kocoran harmonik primatan dan klenset. Frekuensinya dilakukan setiap 7 hari sekali. Kurangi penggunaan pupuk harmonik, primatan dan klenset cair ini saat tanaman sudah berumur 25 hst. Pada umur di atas 25 hst bisa menggunakan pupuk jenis lainnya yang lebih bervariasi.
Umumnya, jika sudah diaplikasikan cara di atas, maka hasil pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terlihat pada hari ke-21. Daun tanaman cabai semakin hijau, semakin lebar dan nampak sehat. Begitupun batangnya akan semakin kokoh, akar mulai menetap di tanah dan tertarik kuat di dalam tanah. Pada masa ini, tinggal yang utama dilakukan oleh petani adalah merawatnya dengan memulai melakukan kegiatan berikut:
- Penyiraman rutin;’
- Pemberian tiang ajir;
- Pemupukan sistemik dengan pupuk kimia;
- Pendangiran dan penyiangan;
- Perempelan daun cabai (jika memang dibutuhkan);
- Pengendalian OPT (Organisme Pengganggu Tanaman).
Dengan melihat pentingnya mekanisme pemeliharaan tanaman cabai di atas, maka usahakan petani melakukannya secara terjadwal dan intensif. Bagaimana pun proses yang bagus akan melahirkan tanaman cabai yang mampu menghasilkan buah yang banyak. Hal ini tentu akan sebanding dengan usaha dan hasil panen semakin melimpah.