Let’s Read: Metode Eja Untuk Anak Semata Wayangku
|Sudah lama aku ingin mengajarkan baca tulis pada anakku. Kebetulan si Fikri ini adalah anak pertamaku. Usianya sudah 3 tahun 4 bulan yang sebentar lagi akan masuk jenjang sekolah Taman Kanak-Kanak (TK).
Iseng-iseng, selepas salat magrib aku panggil anakku yang nomor pertama ini untuk belajar menulis dan membaca. Aku awali dengan kalimat ajakan untuk memastikan dia sudah siap belajar atau belum.
“Fikri, yok belajar menulis dan membaca bareng papa?, kamu kan sebentar lagi mau masuk TK”, bujukku dengan semangatnya.
“Enggak mau, capek”, kata anakku.
“Ayolah, papa bantu ajarin. Nanti gimana kalau udah masuk sekolah gak bisa baca tulis?”
“Enggak mau, aku mau main aja sama temen-temen”, jawab anakku dengan santainya.
“Yaudahlah, kapan-kapan harus mau ya kalo papa ajarin baca tulis?” balasku untuk memberi pengertian pada anakku.
****
Namun, dia sepertinya malas untuk belajar. Sudah kubujuk susah payah, tetap saja sulit dan enggan mendengarkan ajakanku. Wajarlah, sebentar lagi dia akan masuk sekolah TK. Dan tentunya aku harus lebih ekstra kuat mengajarkan anakku agar bisa baca tulis walaupun usianya masih dini.
Sebagai orang tua tentu saja aku agak was-was jika dia nantinya akan tertinggal ilmu menulis dan membaca dari teman-temannya. Makainya, jauh-jauh hari aku latih si anak semata wayangku ini untuk lebih rutin belajar membaca dan menulis.
****
Satu minggu kubujuk anakku untuk belajar namun tetap saja tidak mau. Dan pada akhirnya aku coba satu bulan setelahnya, dan alhamdulillah dia mau.
“Jadi gimana, sudah siap kan untuk belajar baca tulisnya?, ayok papa ajarin kamu?”, bujukku dengan penuh kesabaran.
“Yaudah pah, ayok. Nanti kalau Fikri gak bisa jangan dimarah ya?”
“Iya, janji papa gak akan marah kok. Papa sayang Fikri dan pengen banget Fikri bisa baca tulis seperti temen-temen Fikri yang lainnya”, jawabku kepada anak kesayanganku satu-satunya itu.
Rupanya anakku sedikit takut jika dia nanti salah ketika proses belajar baca tulis dengan bimbinganku. Akan tetapi, sebagai orang tua tentu saja aku harus sabar dalam membantu anakku untuk belajar baca tulis. Tidak boleh marah kepada anak tentu hal yang wajib aku junjung. Anak adalah mutiara yang menyimpan sejuta asa, cita-cita, dan masa depan yang gemilang. Kita sebagai orang tua tentu mengharapkan anak bisa baca tulis agar tidak bodoh dan buta aksara.

Caraku Menumbuhkan Minat Baca Pada Anak Dengan Metode Eja
Langkah pertama yang aku ajarkan untuk baca tulis pada anakku Fikri adalah bagaimana cara dia memegang pensil untuk menulis. Kemudian dengan sabarnya aku tuntun tangannya untuk menulis satu demi satu huruf atau abjad mulai dari huruf A sampai Z dengan menggunakan metode eja yang aku pelajari dari buku-buku, jurnal dan penelitian yang aku baca. Dan kulatih anakku tersebut dengan metode eja secara berulang hingga 3 bulan lamanya.
Setelah 3 bulan, dia sudah mulai bisa menulis abjad-abjad tersebut, walaupun kadang ada yang lupa, tapi aku latih dia untuk terus mengulang hingga benar. Kemudian langkah yang kedua, kucoba latih untuk mengeja satu demi satu huruf yang dituliskan di buku atau lembaran kertas untuk coret-coret. Dan alhamdulillah, perlahan dia mulai bisa. Walaupun untuk latihannya harus rutin, dan anakku semakin semangat dalam belajar menulis dan membaca. Hal ini terlihat dari antusiasmenya ketika menanyakan pengen belajar lagi dan lagi.
Kemudian setelah Fikri mulai bisa menulis lalu kulatih anakku untuk mengeja beberapa huruf yang aku sambung menjadi sebuah kata. Namun, untuk kalimat yang lengkap belum aku ajarkan. Karena pernah iseng-iseng aku coba, justru dia malah bilang pusing.
Sebagai contoh, aku melatihnya untuk menuliskan 2 huruf yang dirangkai:
-ab, -ac, -ad, -ae, dan seterusnya.
Setelah kata-kata di atas ditulisnya. Sambil aku bimbing, lalu aku ajarkan cara membaca/mengejanya sambil menuntunnya secara sabar dan pelan-pelan asal nantinya dia bisa. Tidak lupa aku variasikan desain pengajaran metode eja kepada anakku ini dengan mengenalkan simbol melalui gambar, huruf, suku kata, kata dan kalimat. Tentunya untuk membuatnya tidak bosan. Aku terkadang menyelipi kegiatan pembelajaran dengan bermain game sederhana yang sudah aku rancang sebelumnya.
Kegiatan belajar menulis dan membaca dengan metode eja ini aku lakukan setiap hari selepas salat magrib sampai menjelang waktu salat isya. Dan alhamdulillah rutin terlaksana karena memang sudah diprogramkan dengan baik.
Apa Sih Sebenarnya Metode Eja Itu?

Menurut Winda Ulfah seperti yang dilansir dari situs resminya menjelaskan bahwa Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan secara harfiah.
Metode eja ini sangat bagus untuk anak prasekolah bahkan anak yang sudah sekolah di jenjang SD kelas 1 dan 2.
Metode eja diawali dengan pengenalan lambang-lambang huruf mulai dari huruf atau abjad A sampai dengan Z, serta pengenalan bunyi huruf atau fonem.
Dan dari beberapa penelitian yang aku baca di internet menyebutkan bahwa metode eja ini cukup bagus untuk melatih keterampilan menulis dan membaca pada anak.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Kurniah tentang kemampuan membaca permulaan pada peserta didik MIN SIMULLU Kabupaten Majene, menyebutkan bahwa sebelum menerapkan metode eja peserta didik memiliki rata-rata nilai sebesar 71,71, dan setelah dilakukan penelitian dengan penerapan metode eja menunjukkan bahwa peserta didik memiliki rata-rata nilai sebesar 82,3. Peningkatan dengan metode baca itu ditunjukan dengan kemampuan anak dalam mengenal simbol, huruf, suku kata, kata dan kalimat. Artinya metode eja ini tepat diterapkan untuk menangani peserta didik yang berkesulitan membaca.
[visualizer id=”4626″]
Penelitian lain yang dilakukan oleh Karmila tentang Efektivitas Metode Eja Terhadap Kemampuan Membaca Permulaan Pada Anak Berkesulitan Membaca, menunjukkan bahwa metode eja efektif terhadap kemampuan membaca permulaan.
Tanpa aku sadari sebelumnya, metode eja ini sebenanya sudah diterapkan oleh ayah dan ibuku dulu ketika mengajarkan aku baca tulis sebelum masuk ke Sekolah Dasar (SD). Bahkan dulu waktu tahun 1997, itu pertama kali aku masuk SD, tanpa belajar di Taman Kanak-Kanak (TK). Jujur saat sebelum aku masuk sekolah, aku sudah jauh-jauh hari diajarkan baca tulis dengan metode eja ini oleh orang tuaku selepas salat magrib hingga menjelang waktu tidur. Dan dari pengalaman aku yang dulu ini, kemudian aku lanjutkan warisan orang tuaku tentang cara mengajarkan anak baca tulis sejak dini hingga sekarang ini.
Aku sebagai orang tua merasa bahwa memang metode eja ini sangat efektif untuk menumbuhkan minat baca anak. Hal ini tentu saja terlihat dari anak semata wayangku si Fikri yang sudah mulai aktif bisa baca tulis, walaupun perlu latihan lebih ekstra lagi.
Dan selain belajar dengan metode eja di atas, kemudian anakku juga kuajarkan untuk berlatih membaca melalui aplikasi Let’s Read.
Aplikasi Let’s Read ini tentu saja sangat bagus untuk menumbuhkan minat baca anak di era digital saat ini. Hanya dalam satu genggaman, seluruh isi konten dari aplikasi Let’s Read dapat dinikmati melalui ponsel cerdas yang kita miliki.
Banyak sekali cerita-cerita menarik di aplikasi Let’s Read yang penuh edukasi bagi anak. Dan yang paling aku dan anakku sukai adalah ceritanya banyak gambar dengan desain yang sangat menarik, sehingga kegiatan membaca lebih asyik dan tidak membosankan. Bahkan anakku pun sangat suka buka aplikasi ini dari ponsel. Dan aku pun sebagai orang dewasa sangat suka membaca cerita-cerita bergambar di aplikasi Let’s Read tersebut. Benar-benar aplikasi yang bikin minat baca anak semakin menggila.

Dan harapanku ke depannya, sebelum si anak semata wayangku ini masuk ke jenjang sekolah TK, maka tugas aku sebagai orang tua akan terus membimbing anakku agar minat bacanya semakin bagus, sehingga saat masuk ke sekolah TK nanti, dia sudah terbiasa dengan huruf atau abjad yang pernah aku ajarkan kepadanya. Sehingga nantinya anakku tinggal dipoles lagi ilmunya oleh guru di sekolah.
Kesimpulan dan Penutup:
Melatih dan menumbuhkan minat baca anak yang berkesulitan membaca memang sangat tepat menggunakan metode eja. Dan metode eja ini menurut pengalaman aku memang sangat efektif diterapkan pada anak sejak dini (prasekolah). Hal ini terbukti dari semakin berkembangnya minat baca anakku (Fikri) dalam menulis serta mengucapkan huruf demi huruf atau abjad A sampai dengan Z yang aku ajarkan kepadanya dengan metode eja tersebut. Selain menggunakan metode eja, aku coba perkenalkan aplikasi Let’s Read kepada anakku walaupun dia mungkin lebih senang melihat gambar-gambar di aplikasi tersebut. Namun, aku tetap coba latih dia untuk menirukan apa yang aku baca. Kadang aku suruh dia mengeja kata atau kalimat yang ada pada buku di aplikasi Let’s Read tersebut.
Sumber Referensi Pendukung:
[table id=11 /]