Kerukunan Hidup dan Mentalitas Petani Cabai di Indonesia
|Faktor daya dukung lingkungan yang tepat menjadikan negara Indonesia sebagai sentra agraris terbaik di dunia. Di belahan dunia manapun, NKRI dikenal sebagai negara agraris. Sistem pertanian di Indonesia saat ini masih didominasi sektor pertanian tradisional. Walapun demikian, sedikit demi sedikit akan mengarah kepada sistem pertanian modern yang menggunakan AI (Artifical Inteligent). Di negara maju seperti US, China, UK, dan lain sebagianya telah menggunakan sistem pertanian modern. Alat untuk menyemprot tanaman sudah tidak lagi menggunakan cara manual, mereka menggunakan mesin berbobot tinggi. Begitu pula dengan perawatan tanaman, mereka lebih efisien menggunakan alat teknologi canggi. Jadi, tidak perlu menggunakan energi/tenaga yang banyak, ongkos serta biaya tanam yang lebih irit.
Sektor agraris tertinggi di Indonesia setelah padi dan produk perkebunan, bisa dibilang adalah cabai. Cabai adalah produk komoditi lokal di Indonesia yang paling sering ditanam oleh petani. Hal ini tentu berkaitan dengan mentalitas petani cabai. Selama ini yang saya soroti mentalitas petani cabai hanya sebatas “upeti” atau “upah” yang akan diterima saja. Harusnya petani cabai bisa lebih berani berinovasi terkait seluk-beluk menanam cabai di lahan dengan pola dan sistem terbaik. Pembuatan mesin pertanian dengan tingkat kecepatan tinggi dan efisien adalah inovasi yang harus segera dibuat dengan menggandeng mahasiswa, dosen, peneliti di bidang pertanian. Misalnya saja, menciptakan alat/teknologi untuk memanen cabai dalam waktu 3 jam untuk lahan seluas 3 hektar. Jika rata-rata memanen cabai dengan lahan seluas 3 hektar membutuhkan banyak karyawan dan waktu berhari-hari, maka dengan teknologi AI bisa lebih efisien dan cepat. Hal ini tentu saja harus dipikirkan bersama untuk masa depan petani cabai dan produk pertanian unggul lainnya.
Namun, soal kerukunan hidup petani cabai di Indonesia bisa diacungi jempol. Banyak sekali petani cabai yang sudah profesional tidak pelit untuk berbagi ilmu seputar cara, proses, dan penanaman cabai hingga panen. Atau berbagai macam kendala dalam budidaya cabai seringkali mereka diskusikan di ruang-ruang publik (sosial media) dengan cara musyawarah, di lapangan, atau pada saat mereka kumpul bersama (diskusi dan penelitian). Mereka (petani cabai) hidup rukun dan guyup, satu sama lain saling membantu, mendukung, dan mengoptimalkan segi pemasaran produk dengan sistem ekonomi nasional. Dari tangan-tangan petani cabai inilah, berbagai macam kebutuhan produk lokal terpenuhi. Sehingga konsumen sangat mudah memperoleh buah cabai yang siap dibeli di pasaran.

Mentalitas dan semangat berinovasi untuk lebih maju harus ada pada diri setiap orang dan kelompok. Mentalitas ini akan terus ada untuk menciptakan kesinambungan hidup. Tolong menolong adalah bukti pengamalan sila pada Pancasila yaitu sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan sikap tepa selira (tolong menolong) ini banyak terbukti di lapangan, misalnya terutama pada saat petani panen cabai. Tentu dari sikap inilah akan menjadikan negara Indonesia adalah negara yang beradab, rukun, dan damai tanpa adanya perpecahan yang membawa sikap rasis dan etnosentris. Tentunya sikap-sikap baik ini harus terus dilestarikan dimanapun dan kepada siapapun.