Contoh, Fungsi, Manfaat, dan Peranan Bioteknologi dalam Bidang Pertanian, Perkebunan dan Perternakan
|Peranan/kegunaan bioteknologi dalam bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan memang sangat berguna bagi kehidupan manusia. Banyak sekali penerapan bioteknologi modern maupun bioteknologi konvensional yang dilakukan petani di seluruh penjuru dunia. Di Indonesia, petani melakukan penerapan bioteknologi dalam bidang pertanian contohnya seperti:
- Kultur jaringan, yaitu isolasi dan pengambilan beberapa bagian jaringan tumbuhan dalam kondisi aseptik, kemudian dilakukan pemuliaan hingga dihasilkan tanaman muda (anakan) yang identik dengan induk. Jenis tanaman yang sering dilakukan kultur jaringan misalnya anggrek, pisang, wortel, kelapa sawit, tanaman hias, tebu/krisan, dan lain sebagainya;
- Hidroponik dan eroponik. Hidroponik merupakan penanaman berbagai jenis sayur mayur dan buah dalam wadah tertentu, bisasanya media yang dipakai yaitu paralon PVC serta sumber nutrisi penting yang ditambahkan pada bagian air. Fungsi dari larutan nutrisi ini untuk menunjang laju pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Beberapa jenis tanaman yang biasanya dipakai untuk hidroponik misalnya adalah sawi/caisim, kangkung, tomat, wortel, mentimun, pakcoy, cabai, seledri, terong, kubis/kol, dan lain sebagainya; Sementara itu, aeroponik yaitu bercocok tanam di udara. Dalam sistem aeroponik, tanaman tidak diberi media khusus seperti tanah, namun dibiarkan tergantung dan dijaga kelembabannya. Contoh tanaman yang bisa ditanam secara aeroponik yakni kangkung, sawi, bayam, tomat, cabai, dan lain sebagainya. Baik di negara maju dan negara berkembang seperti Indonesia, pembudidayaan tanaman dengan kedua sistem ini sudah berjalan dengan baik;
- Seleksi fenotipe, yakni menyeleksi berbagai jenis tanaman untuk kebutuhan pertanian tingkat tinggi. Seleksi fenotip memang bertujuan khusus agar memperoleh bibit unggul secara merata. Contohnya, untuk tanaman hias maka dipilih yang lebih cepat berbunga, bentuk daun, bunganya menarik; untuk hewan peternakan unggas dipilihlah hewan yang benar-benar berkualitas tinggi (high quality) serta mempunyai daging yang padat; untuk tanaman pangan maka dipilih jenis tanaman yang berkualitas tinggi, enak rasanya (pulen), dan tahan penyakit; untuk menanam jenis tanaman sayur mayur dan buah maka dipilih bibit indukan dan anakan yang secara genotif sangat dominan sehingga dapat menghasilkan warna daun yang hijau serta bentuk buah yang besar-besar.
- Pemanfaatan mutasi gen dan mutasi kromosom yaitu melakukan rekayasa pada bagian DNA tanaman sehingga menghasilkan fenotif tanaman yang bermacam-macam. Contohnya adalah semangka tanpa biji dan semangka kuning yang dihasilkan dari penambahan senyawa kolkisin dalam proses pembuatan bibitnya;
- Tumbuhan/Tanaman Transgenik, yaitu rekayasa genetika pada jenis tanaman galur murni kemudian dimodifikasi bagian gennya sehingga muncul individu baru yang sama atau bisa berbeda dengan induknya. Contoh tanaman transgenik misalnya beras emas (golden rice), padi mengandung provitamin A (betakaroten) yang tinggi untuk penglihatan yang lebih baik; tanaman jagung, kapas, dan kentang yang tahan (resisten) terhadap hama dan penyakit, serta tomat yang sifat baru hasil modifikasinya dengan cara diperlambat proses pelunakannya sehingga tidak mudah busuk/rusak;
- Hewan ternak transgenik, contohnya hewan seperti sapi perah/kambing/kerbau yang disisipi gen laktoferin pada manusia yang memproduksi HLF (Human Lactoferin) pada sapi perah. Selain itu, teknologi Bovine Somatotropin (BST) yakni dilakukan dengan menyisipkan gen somatotropin sapi pada plasmid bakteri Escherchia coli menghasilkan BST. BST tersebut ditambahkan pada pakan ternak sehingga efeknya dapat meningkatkan kualitas dan bobot daging serta menghasilkan kualitas susuh yang lebih nikmat;
- Pembuatan pupuk perkebunan dan pertanian yaitu pembuatan pupuk superfosfat yang dibuat dengan teknologi Bio-SP menggunakan mikroorganisme pelarut fosfat.

Sejauh ini, lebih banyak keuntungan daripada kerugian penerapan bioteknologi di bidang pertanian, perkebunan dan perternakan. Namun, sebagai manusia mencegah kerusakan alam/lingkungan sangat penting, sehingga dalam pemanfaatan bioteknologi tersebut harus didasarkan pada kepedulian lingkungan, tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang merusak.
Adapun contoh-contoh lain tentang bioteknologi dalam bidang pertanian, perkebunan dan perternakan bisa dibaca pada bagian berikut ini: 10 Contoh Bioteknologi dalam Bidang Pertanian dan Perternakan.