Varietas-Varietas Bakteri Bacillus thuringiensis (Bt) Sebagai Biopestisida Pertanian
|Bakteri baik dalam dunia pertanian dapat membantu para petani untuk penanggulangan/pencegahan tanaman budidaya dari serangan hama maupun penyakit yaitu menggunakan bakteri Bacillus thrungiensis (Bt).
Bacillus thrungiensis banyak sekali dijual di pasaran secara legal dan komersil, sehingga anda sebagai seorang petani bisa memperoleh varietas Bt secara mudah, praktis, dan tidak menyulitkan anda.
Adapun varietas-varietas/jenis bakteri Bacillus thuringiensis yang dijual secara komersil di pasaran, diantaranya sebagai berikut:
- Bacillus thuringiensisvarietas aizawai, sangat efektif membunuh larva ngengat, terutama ngengat diamondback (Plutella xylostella) pada tanaman kubis/kol;
- Bacillus thuringiensisvarietas kurstaki, mampu membasmi berbagai ulat pengganggu tanaman budidaya pertanian;
- Bacillus thuringiensisvarietas israelensis, mampu membunuh larva nyamuk dan lalat hitam (blackflies);
- Bacillus thuringiensisvarietas tenebrionis, sangat efektif sekali membunuh kumbang kentang Colorado (Leptinotarsa decemlineata) serta larva kumbang daun.
Dari keempat varietas-varietas bakteri Bacillus thrungiensis /Bt yang banyak dijual di pasaran tersebut, tentu saja sangat berjasa di dunia pertanian, sebab mampu menghadirkan solusi bagi masyarakat untuk menggunakan biopestisida yang lebih ramah terhadap lingkungan, sebab mampu mencegah terjadinya kerusakan lingkungan akibat penggunaan senyawa-senyawa kimia pada obat pertanian (pestisida) beracun dan mengakibatkan terjadinya pencemaran air, pencemaran tanah, serta pencemaran udara.
Apabila selama ini anda menggunakan produk obat pertanian (pestisida) dalam hal pemberantasan hama, maka saat ini mulailah mencoba pakai kristal bakteri Bt untuk pemberantasan hama dan penyakit yang terjadi pada tanaman budidaya di kebun anda. Sebab jika penggunaan pestisida masih terus dilakukan, maka tentu hal ini banyak memberi dampak buruk bagi lingkungan alam (ekosistem), karena dapat mengganggu keseimbangan lingkunga, dan sekaligus pemicu terjadinya pencemaran tanah, pencemaran air, serta pencemaran udara.