Pengertian & Cara Kerja Hormon Pada Tumbuhan
|Hormon pada tumbuhan disebut juga fitohormon. Hormon & zat hara digunakan tumbuhan sebagai zat pengatur tumbuh, sebagai pembantu perombakkan berbagai reaksi metabolisme di dalam sel-sel tumbuhan dalam tingkat seluler.
Dikenal banyak sekali hormon pada tumbuhan, seperti adanya hormon giberelin untuk perkecambahan biji, sitokinin untuk memperkuat batang dan merangsang pembentukan tunas dan pembungaan, hormon rhizokalin untuk mengatur pertumbuhan akar pada tanaman, auksin untuk menghambat pertumbuhan batang, gas etilen berfungsi untuk pematangan buah, dan masih banyak lagi jenis hormon yang dapat dijumpai pada tumbuhan.
- Definis/Pengertian Hormon Pertumbuhan Pada Tumbuhan
Hormon tumbuhan yaitu:
- Senyawa organik disintesa di salah satu bagian tumbuhan dan dipindahkan ke bagian lain.
- Pada konsentrasi sangat rendah, hormon mampu menimbulkan suatu respon fisiologis. Hormon mempengaruhi respon pada banyak bagian tumbuhan, yang tergantung pada spesies, bagian tumbuhan, fase perkembangan, konsentrasi hormon, interaksi antar hormon, dan berbagai faktor lingkungan.
Sampai saat ini, hanya 5 kelompok hormon yang sudah dikenal, yaitu: empat macam auksin, berbagai macam giberelin (tercatat ada 84 macam), beberapa sitokinin, asam absisat, dan etilen.
Zat pengatur tumbuh organik yang disintesis oleh ahli kimia organik (misalnya: 2-4 D, sejenis auksin), atau yang disintesis organisme selain tumbuhan bukan termasuk hormon tumbuhan.
- Cara Kerja Hormon Pada Tumbuhan
Agar hormon tumbuhan bersifat aktif dan khas, maka:
- Hormon harus ada dalam jumlah cukup di sel yang tepat;
- Hormon harus dikenali dan diikat kuat oleh setiap kelompok sel target/sasaran;
- Protein penerima (messenger) yang mengikat hormon harus dapat menyebabkan perubahan metabolik lain yang mengarah pada penguatan isyarat atau kurir hormon.
Salah satu hal yang dikerjakan hormon tumbuhan yaitu mengendalikan aktivitas gen. Diduga hormon berperan dalam pengaturan transkripsi dan translasi. Sebagai besar molekul mRNA (RNA duta) terurai sebagian dan beberapa bagiannya terangkai kembali sebelum mereka meninggalkan inti sel. Di sitosol, mRNA ditranslasikan pada ribosom atau dirusak oleh enzim ribonuklease. Jika mRNA ditranslasi menjadi enzim, perubahan pascatranslasi itu dapat terjadi melalui proses yang mungkin dikendalikan oleh hormon, yaitu: Fosforilasi, metilasi, asetilasi, glikosidasi, dan fosforilasi. Silakan baca juga: Hormones in Plants.
Sumber referensi:
Hasnunidah, Neni. 2011. Fisiologi Tumbuhan. Bandarlampung: University Of Lampung.