Pengenalan Jenis-Jenis Nematoda dan Gejala Kerusakan yang Diakibatkannya
Tanah merupakan sekumpulan batuan yang dibentuk oleh proses pelapukan bersama dengan bahan organik. Tanah dijadikan sebagai media tanam yang penting untuk berbagai kegiatan budidaya tanaman karena keberhasilan budidaya juga berasal dari media tanam yang dipakai. Keberhasilan budidaya yang dimaksud adalah jauhnya gangguan-gangguan yang ada di dalam tanah. Nematoda merupakan salah satu bentuk gangguan yang menyebabkan faktor penghambat dari semua aktifitas kegiatan budidaya.
Nematoda merupakan organisme yang mengganggu tanaman dengan ukuran tubuh sangat kecil yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Nematoda bisa dilihat apabila dilakukan pengamatan menggunakan compound mikroskop. Gejala kerusakan yang diakibatkan oleh nematoda memiliki dua variasi, terdapat gejala serangan tanaman di dalam tanah dan di atas tanah. Serangan nematoda yang ada di dalam tanah secara tidak langsung akan menimbulkan gejala serangan pada bagian tanaman di atas permukaan tanah. Gejala yang ditimbulkan akibat serangan dalam tanah dapat berdampak pada akar dan umbi. Gejala serangan akibat nematoda di atas tanah (langsung pada tanaman), biasanya menimbulkan gejala serangan pada daun, batang ataupun pada biji.

Menentukan jenis nematoda baik menimbulkan gejala serangan dalam tanah ataupun di atas tanah dapat dilakukan dengan cara isolasi dan ekstrasi nematoda. Metode tersebut memiliki tujuan yang sama yaitu untuk mendapatkan nematoda yang menyerang pada tanaman.
Nematoda sangat berlimpah dan beragam di dunia. Organisme yang ada di bumi tersebut sering dikenal sebagai organisme parasit tanaman, sehingga organisme tersebut adalah salah satu ancaman yang paling dibenci oleh petani (Blaxter and Koutsovoulus, 2015). Nematoda merupakan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang menyerang tanaman, baik di dalam organ tanaman maupun di bagian luar tanaman. Wilayah tropis yang dimiliki Indonesia merupakan habitat yang cocok bagi pertumbuhan organisme ini, sehingga pertumbuhan bagi nematoda ini sangat pesat di seluruh kawasan indonesia. Nematoda parasit tanaman merupakan musuh bagi para petani karena setiap serangannya menimbulkan berbagai kerusakan tanaman ataupun menyebabkan tanaman mati sehingga merugikan bagi seseorang yang berprofesi sebagai pertani (Bakhtiar, 2013).
Menurut Pracaya (2008), nematoda dibagi ke dalam lima ordo, yaitu Dorylaimida, Mononchida, Rhabditida, Tilenchida dan Enoplida. Dorylaimida merupakan ektoparasit dan menjadi vektor penyakit pada tanaman. Mononchida merupakan predator bagi nematoda yang lebih kecil. Rhabditida sebagai predator bagi serangga dan bersifat saprofit. Tilenchida merupakan kelompok nematoda sebagai parasit tanaman. Enoplida merupakan kelompok nematoda yang menjadi parasit pada serangga.
Serangan nematoda pada bagian akar dapat diketahui jenisnya seperti salah satunya Meloidogyne spp. Nematoda ini merupakan penyebab dari penyakit puru akan pada tanaman. Nematoda ini memiliki ciri panjang keseluruhan 210 -3950 μm, panjang kepala tanpa stilet 15 – 25 μm dan panjang ekor 25 – 65 μm dengan ujung bulat (Afrose et al, 2014). Wijaya, dkk. (2015) menambahkan, ciri dari Meloidogyne spp. ini memiliki tiga lapisan dinding, yaitu kutikula, hipodermis dan lapisan otot (tripoblastik). Nematoda jantan dewasa berbentuk seperti cacing dengan bentuk panjang dan ramping, sedangkan betina dewasa memiliki bentuk seperti alpukat. Menurut Sharma and Sharma et al (2015), Meloidogyne sp. juga menyerang pada tanaman tomat. Efek serangan nematoda tersebut dapat memberikan kehilangan produksi tomat sebesar 27%. Pengendalian akan serangan nematoda tersebut harus segera dilakukan supaya dapat memperkecil kerugian budidaya tomat.
Nematoda jenis Meloidogyne sp dapat didapatkan melalui ekstraksi nematoda menggunakan metode baerman. Jenis nematoda selain Meloidogyne sp juga dapat didapatkan melalui ekstraksi ini. Metode ini dibagi menjadi dua yaitu metode baerman asli dan metode baerman dimodifikasi atau diperbaiki. Metode ini secara garis besar hampir memiliki tahapan yang sama, namun metoda baerman asli diperuntukkan untuk mendapatkan nematoda yang lincah. Tahap metode ini dimulai dari meletakkan sampel tanah di atas tissue dan saringan kemudian dibiarkan menggenang dalam wadah selama kurang lebih 1 sampai 3 hari (inkubasi). Inkubasi yang semakin lama, akan memberikan hasil yang lebih maksimal dalam menangkap nematoda. tahap terkahir adalah melakukan pemanenan nematoda kemudian dilanjutkan dengan menghitung populasi dan mengidentifikasinya (Munif dan Kristiana, 2012). Metode erlenmeyer seinhorst juga dapat diterapkan untuk mendapatkan nematoda. metode ini tidak menggunakan filter sehingga lebih efisien dan sederhana untuk mendapatkan nematoda. Metode ini digunakan untuk mendapatkan nematoda yang agak malas bergerak.
JENIS-JENIS NEMATODA YANG MENYERANG TANAMAN PERTANIAN
Ada banyak sekali jenis nematoda yang menyerang tanaman pertanian. Sebagai contoh yang paling umum yakni:
1. Nematoda Meiloidogyne sp.
Nematoda yang menyerang tanaman tomat adalah Meloidogyne sp. akibat serangan nematoda spp., diantaranya pertumbuhan tanaman terhambat dan kerdil, perakaran banyak bintil atau yang biasa disebut puru akar, tanaman layu dan kemudian mati. Nematoda meloidogyne sp. selain menyerang tanaman sayuran seperti terong, juga menyerang tanaman pacar air. Gejala serangan nematoda Meloidogyne sp. Pada tanaman pacar air pada daun menjadi layu serta kering kemudia gugur, batang terlihat lunak ,kering dan terlihat pada akar timbul bintil atau yang disebut puru akar serta jumlah akar serabut pada tanaman pacar air menjadi abnormal.
2. Nematoda Haplolaimus
Tanaman tebu menjadi terganggu pertumbuhannya akibat serangan dari nematoda Hoplolaimus. Gejala yang diakibatkan oleh serangga tersebut diantaranya yaitu menyerang pada bagian daun yang menyebabkan daun menguning, tanaman layu kemudian mati. Pada akar nematoda Haplolaimus masuk dalam akar dengan merusak jaringan xylem dan floem serta menyebabkan tanaman kekeringan karena kekurangan gizi. Pada akar dan ujungnya terdapat luka nekrotik yang menyebabkan seperti mati, dan luka akan menjadi jalan patogen lain untuk masuk (Salamah dan Mulawarman, 2014).
3. Nematoda Anguina tritia
Tanaman terong terserang oleh nematoda Anguina tritia dan menyebabkan gejala-gejala yang menghambat pertumbuhannya. Gejala-gejala tersebut diantaranya bagian daun berlubang dan terdapat karat pada sekeliling lubang, daun menggulung, terdapat puru pada akar dan hanya ada pada bagian pangkal batang, serta terdapat luka seperti mengelupas pada batang bawah.
4. Nematoda Radhopulus similis
Nematoda parasit yang menyerang tanaman pisang salah satunya adalah nematoda Radhopulus similis. Gejala serangan nematoda tersebut pada daun menyebabkan klorosis. Pada akar akan timbul bintik-bintik berwarna coklat kemerahan. Aktivitas nematoda bergerak akan menyebabkan lubang-lubang pada akar, dan pada serangan yang berat luka akan mengelilingi akar yang menyebabkan terganggunya kemampuan akar dalam menyerap air dan hara. Nematoda ini Radhopulus similis juga menyerang bonggol dengan menginfeksi dan menyebabkan bonggol berwarna kehitaman.
Nematoda merupakan cacing yang memiliki bentuk gilig atau bulat memanjang dan seperti benang. Nematoda termasuk hewan tripoblastik dan memiliki rongga tubuh semu atau pseudoselomata. Nematoda dapat di lihat dengan cara isolasi dan ekstrasi nematoda. Isolasi dan ekstrasi nematoda merupakan cara pemisahan nematoda dengan jaringan tumbuhan atau dengan tanah. Ada beberapa cara untuk memisahkan nematoda dengan jaringan tumbuhan atau dengan tanah ini, antara lain yaitu dengan menggunakan metode Baerman Asli, metode Baerman Diperbaiki, serta metode Erlen Meyer Seinhorst. Cara yang paling mudah dan sederhana yaitu menggunakan metode Baerman Asli, karena metode ini metode yang paling mudah dan pelaksanaannya lebih cepat dibandingkan dengan metode-metode yang lain, namun metode ini memiliki kekurangan yaitu tidak terlalu efisien untuk metode ekstraksi. Metode Baerman Diperbaiki membutuhkan waktu yang sedikit lama dari pada metode Baerman Asli, sedangkan metode Erlen Meyer Seinhorst merupakan metode yang paling efisien untuk mendapatkan nematoda yang berukuran relatif kecil.
Sumber Rujukan:
Afrose, S., I.H. Mian, M.Z. Alam and R. Jannat. Plant Parasitic Nematodes Associated With Brinjal (Solanum Melogena) In Some Areas Of Bangladesh. Bangladesh Phytopathologycal Society, 30(1&2): 29-38.
Bakhtiar. 2013. Pengaruh Penggunaan Nematisida untuk Membasmi Parasit Nematoda pada Tanaman Kacang Tanah
(Arachis Hypogae L) di desa Kalodu Kecamatan Langgudu Kabupaten Bima. Oryza Jurnal Pendidikan Biologi volume, 2(1): 1-10.
Blaxter, M. and G. Koutsovoulus. 2015. The Evolution of Parasitsm in Nematoda. Parasitology, 146: 27-39.
Munif, A. dan Kristiana. 2012. Hubungan Bakteri Endofit dan Nematoda Parasit Penyebab Penyakit Kuning Pada Tanaman Lada di Provinsi Bangka Belitung. Buletin RISTRI, 3(1): 71-78.
Pracaya. 2008. Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Swadaya.
Salamah, E.H. dan Mulawarman. 2014. Identifikasi Nematoda Parasit Tanaman Tebu di Pertanaman Tebu Lahan Kering PTPN VII Cinta Manis. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal, 1(1) : 65-72.
Sharma, I.P. and A.K. Sharma. 2015. Effect of Initial Inoculums Levels of Meloidogyne incognita J2 on Development and Growth of Tomato CV. PT-3 under Control Conditions. African Journal of Microbiology Research, 9(20): 1376-1380.
Wijaya, I.N., M. Sritamin, K.A. Yuliadhi dan W. Adiartayasa. Pengendalian Penyakit Nematoda (Meloidogyne Spp) Puru Akar Menggunakan Pestisida Nabati pada Tanaman Cabai. Udayana Mengabdi, 4(2): 115-118.