Bibit Jeruk Manis

JUAL BIBIT TANAMAN ONLINE

Dapatkan informasi harga bibit tanaman murah terbaru di Indonesia.

Morfologi, Macam/Jenis, Struktur, Bagian-Bagian dan Perkembangan Bunga

Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae, “tumbuhan berbiji tertutup”). Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.

Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga akan berkembang menjadi buah. Buah adalah struktur yang membawa biji.

Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji. Proses dimulai dengan penyerbukan, yang diikuti dengan pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan.

Morfologi bunga

Bagian-bagian bunga terdiri dari :

  • Tangkai bunga/Pedunculus
  • Dasar bunga/Receptaculum
  • Perhiasan bunga yang meliputi Kelopak bunga/calyx dan mahkota bunga/corolla.
  • Gamet bunga meliputi :
  1. 1. Pistillum/putik, terdiri dari :
  • Kepala putik/tigma
  • Tangkai putik/stylus
  • Bakal buah/ovarium
  • Bakal biji/ovulum
  1. 2. Stamen/benang sari, terdiri dari :
  • Tangkai sari/filamen
  • Kepala sari/anthera
  • Serbuk sari /pollen

Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh sejumlah fitohormon tertentu. Pembentukan bunga dengan ketat dikendalikan secara genetik dan pada banyak jenis diinduksi oleh perubahan lingkungan tertentu, seperti suhu rendah, lama pencahayaan, dan ketersediaan air (lihat artikel Pembentukan bunga).

Bunga hampir selalu berbentuk simetris, yang sering dapat digunakan sebagai penciri suatu takson. Ada dua bentuk bunga berdasar simetri bentuknya: aktinomorf (“berbentuk bintang”, simetri radial) dan zigomorf (simetri cermin). Bentuk aktinomorf lebih banyak dijumpai.

Macam-macam bunga majemuk adalah sebagai berikut:

1. Bunga Tandan , memiliki ciri-ciri :

  • Bertangkai nyata
  • Melekat pada ibu tangkai yang tidak bercabang
  • Ex : Ixora palludosa

2. Bunga Tongkol, memiliki ciri-ciri :

  • Tidak bertangkai pada bunganya
  • Melekat pada ibu tangkai ukuran besar dan bergerombol
  • Ex : Bunga ♀ pada Zea mays

3. Bunga Cawan, memiliki ciri-ciri :

  • Memiliki ibu ujung tangkai melebar dan merata
  • Berbentuk cawan/cakaram
  • Ex : Helianthus anuus

4. Bunga Bongkol, memiliki ciri-ciri :

  • Bunga manjemuk secara kesseluruhan
  • Berbentuk bola
  • Ex : Mimmosa pudica, Lamtoro dan petai Cina

Pada tumbuhan Crateva religiosa berbunga sempurna: memiliki stamen dan pistillum.

Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan alat betina (putik) secara bersama-sama dalam satu organ. Bunga yang demikian disebut bunga banci atau hermafrodit. Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah sebagai berikut:

  1. Kelopak bunga atau calyx;
  2. Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses penyerbukan;
  3. Alat kelamin jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia: rumah pria) berupa benang sari
  4. Alat kelamin betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani gynaikos oikia: “rumah wanita”) berupa putik.

Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal bakal buah.

Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai struktur tumbuhan yang “umum”, spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5) sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya.

Bunga mentimun
gambar buah dan bunga mentimun

Struktur Bunga

Struktur pada bunga mempunyai beberapa bagian penting seperti:

  1. Benang sari

Benang sari pada tumbuhan merupakan alat kelamin jantan.Seperti halnya dengan bagian -bagian bunga yang diuraikan dahulu.Benang sari pun merupakan suatu metamorfosis daun,yang bentuk dan fungsinya telah disesuaikan sebagai alat kelamin jantan.Metamorfosisnya masih dapat terlihat pada bunga jenis tertentu,misalnya bunga tasbih.Pada tumbuhan ini tajuk bunganya justru tidak begitu menarik,tetapi yang berwarna indah dan menarik adalah benang sarinya yang bersifat seperti tajuk bunga.

Pada benangsari dapat dibedakan menjadi 3 bagian yaitu :

  • Tangkai sari (filamentum),yaitu bagian yang berbentuk benang dengan penampang melintang yang umumnya berbentuk bulat.
  • Kepala sari (anther),yaitu bagian benang sari yang terdapat pada ujung tangkai sari. Bagian ini di dalamnya biasanya mempunyai 2 ruang sari (theca),masing-masing ruang sari semula terdiri atas dua ruangan kecil ( loculus atau loculumentum). Dalam ruang sari terdapat serbuk sari atau tepung sari (pollen),yaitu sel-sel jantan yang berguna untuk penyerbukan atau persanan.Adakalanya serbuk sari tidak terbentuk atau serbuk sari yang ada tidak mampu untuk mengadakan penterbukan. Benangsari yang demikian dinamakan benangsari yang mandul.
  • Penghubung ruang sari ( connectivum).Bagian ini merupakan lanjutan tangkai sari yang menjadi penghubung kedua bagian kepala sari (ruang sari) yang terdapat di kanan kiri penghubung ini. Walaupun telah dikemukakan bahwa semua bagian bunga,jadi juga benang sari,didukung oleh dasar bunga,tetapi tampaknya benang sari tidak selalu demikian duduknya. Mengenai duduknya benang sari dibedakan 3 macam,yaitu :
  1. Benang sari jelas duduk pada dasar bunga. Tumbuhan dengan bunga yang bersifat demikian oleh De Candolle dinamakan : Thalamiflorae,misalnya jeruk (Citrus sp).
  2. Benang sari tampak seperti duduk di atas kelopak,yang sering dapat kita lihat pada bunga yang perigin atau epigin.Tumbuhan demikian oleh DE CANDOLLE dinamakan : Calyciflorae,misalnya mawar ( Rosa hybrid Hort ).
  3. Benang sari tampak duduk di atas tajuk bunga. Tumbuhan yang demikian disebut : Corolliflorae,a.l anggota-anggota suku Boraginaceae,misalnya buntut tikus ( Heliotropium indicum L.)
  4. Serbuk sari

Butir serbuk sari atau mikrospora adalah hasil mikrosporogenesis,berupa tubuh yang simetris bilateral atau radial dan pada dindingnya terdapat bagian yang kurang kuat disebut aperture,ada yang bulat (pori) dan ada yang memanjang (kolpri). Dinding butir serbuk sari terdiri dari dua lapisan,yaitu intin yang lunak di bagian dalam,dan eksin yang keras diu sebelah luar. Eksin terbagi lagi menjadi neksin ( bagian yang tidak berlekuku ) dan seksin ( memiliki pola lekukan yang khas ).

  1. Karpel

Pada ginesium dapat dibedakan bagian bawah yang fertile ( bakal buah/ovarium ),bagian tengah yang steril ( tangkai putik/stilus,dan yang paling ujung (kepala putik/stigma). Bakal buah terdiri atas dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Bakal biji/ovulum terdapat di daerah dinding bakal buah dalam disebut plasenta. Setiap karpel memiliki dua plasenta. Dinding bakal buah terdiri atas jaringan parenkimatis,serta jaringan vaskuler yang dilindungi oleh epidermis tabung serbuk sari.Jaringan – jaringan ini akan mengalami serangkaian perubahan histology setelah terjadi pembuahan. Tangkai dan kepala putik memiliki struktur khusus yang memungkinkan butir serbuk sari mampu berkecambah dan menembus ovulum. Stilus dapat berongga atau padat, di bagian dalam dapat di jumpai jaringan transmisi yang merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stigma yang siap menerima butir sari dapat menghasilkan secret dalam jumlah besar ( stigma basah ) atau kurang menghasilkan secret ( stigma kering ). Butir sari berkecambah menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi ronnga situs melalui jaringan transmisi.

  1. Bakal Biji

Setiap bakal biji melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji/funikulus yang mengandung berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan di tengah (nuselus),diingkari oleh integument dalam dan integument luar. Kedua integument mengelilingi suatu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil.Daerah nuselus, integument, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi.

Bakal biji mempunyai sistem pembuluh dan berhubungan dengan plasenta. Jika bakal biji punya 2 integumen,jaringan pembuluh dijumpai baik pada integument luar maupun integument dalam,atau hanya ada di integument luar saja. Jarang sekali system pembuluh pada nuselus. Jaringan pembuluh terutama berfungsi selama pemasakan biji. Distribusi kultikula pada bakal biji dan biji tersebut membrane suberin atau selaput suberin,selaput lemak,atau selaput semi permeabel. Pada spesies tertentu, integument di bagian epidermis dalam yang berdekatan dengan nuselus berubah menjadi lapisan nutritive, dinamakan tapetum integumen. Nuselus pada beberapa kelompok tumbuhan menjadi jaringan penimbun yang disebut perisperm.

  • Perkembangan Bunga

Setelah tumbuhan mencapai tahap perkembangan reproduktif, beberapa atau semua meristem apeks pucuk pada ranting berhenti menghasilkan daun, dan mulai membentuk bagian bunga menurut urutan yang khas bagi suatu spesies. Luas meristem apeks lambat laun berkurang sewaktu bagian bunga dibentuk secara berurutan. Pada kebanyakan bunga, urutan pembentukan daun bunga berlangsung dari luar ke dalam secara karopetal, namun pada beberapa taksa ada yang dibentuk dalam arah terbalik, seperti stamen pada Palmae.

 

Sumber Referensi Pendukung:

Gembong, Tjitrosoepomo. Morfologi Tumbuhan. UGM. Yogyakarta.

Hasnunidah, Neni. 2008. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan (SPT). Bandarlampung: Universitas Lampung.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PESAN SPONSOR