Bibit Jeruk Manis

JUAL BIBIT TANAMAN ONLINE

Dapatkan informasi harga bibit tanaman murah terbaru di Indonesia.

Apakah Tanaman Cabai Tanpa Pupuk Kimia Hanya Pupuk Kandang Bisa Bagus Seperti yang Pakai Pupuk Kimia?

Ada perbedaan unik yang sering ditampilkan tanaman cabai dari yang biasanya hanya menggunakan pupuk kimia dengan yang tanpa pupuk kimia. Perbedaan dari kedua perlakuan ini tentu saja memiliki sisi keunggulan dan kelemahan masing-masing. Akan tetapi, pemilihan salah satu atau lebih praktik tersebut sesuai dengan kebutuhan petani dan peneliti.

Bagi kebanyakan petani cabai yang sudah berkecimpung terlalu dalam menyoal budidaya cabai, tentu saja akan mendapatkan banyak versi berdasarkan pengalaman mereka masing-masing. Ada petani cabai yang berpendapat bahwa pupuk kandang hanya untuk mengawetkan usia tanaman cabai, akan tetapi sisi kelemahannya tanaman cabai gampang terserang hama, virus, dan penyakit.

Ada juga versi lain dari petani cabai yang membuktikan bahwa penggunaan pupuk kimia justru selalu terserang virus, hama, dan penyakit. Sehingga banyak petani yang beralih ke pupuk organik untuk penerapan teknik pertanian organik yang lebih ramah lingkungan. Namun, sisi kelebihan pemanfaatan pupuk organik pada tanaman cabai yaitu tanaman tidak rentan virus, tapi pertumbuhan tanaman cenderung agak kurus dan buahnya sedikit.

Cabai berbuah sangat lebat
Cabai berbuah sangat lebat dengan diberi tiang ajir dan pupuk organik (kotoran ternak yang difermentasikan) pada lahan bedengannya, (Wahid Priyono, S.Pd.)

Versi lain dari pendapat petani cabai yang saya wawancarai (tanyakan langsung ke orangnya) bisa disimak pada pint-point berikut ini:

  • Kita tidak bisa lepas dari pupuk kimia. Namun, hanya sekedar mengurangi itu tidak masalah. Misalnya, jika kita biasanya memakai 1 kwintal pupuk Urea, maka kurangi jadi setengahnya saja;
  • Bisa saja kita total menggunakan pupuk organik. Misalnya pupuk kompos, pupuk hayati (dari mol nasi dan bonggol pisang, PGPR akar bambu, dan lain sebagainya). Penggunan pupuk organis lain seperti penggunaan pupuk cair leri (air cucian beras), air kelapa, dan lain sebagainya. Penggunaan pestisida nabati/dari tumbuhan seperti POC dari daun dan batang brotowali, dari tanaman kipahit, dan lainnya. Ini sudah cukup tanpa obat dan pupuk-pupuk kimia (pestisida kimia).

Namun, melihat beberapa versi pendapat dari beberapa petani cabai di atas, maka setiap petani pasti mempunyai pilihan terbaiknya. Namun, intinya adalah tetap mengurangi penggunaan pupuk dan pestisida kimia karena bagaimanapun juga kurang ramah lingkungan. Hal ini tentu saja akan membuat tanah/lahan tanam semakin padat struktur tanahnya, dan mikroorganisme tanah semakin malas untuk menyuburkan lahan di daerah yang banyak pupuk kimiawinya. Semoga bermanfaat dan menambah wawasan kita bersama.

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PESAN SPONSOR