Bibit Jeruk Manis

JUAL BIBIT TANAMAN ONLINE

Dapatkan informasi harga bibit tanaman murah terbaru di Indonesia.

Jenis dan Macam-Macam Pestisida Pembunuh Hama dan Penyakit Pada Tanaman

Hampir setiap tahun dalam usaha pertanian (agriculture), bahan-bahan kimia dari berbagai jenis pestisida digunakan untuk membasmi hama dan penyakit pada tanaman pertanian. Dalam banyak kasus,  beberapa bahan kimia ini tertinggal di tanah sebagai ” polusi”, setelah tujuan yang dikehendaki tercapai (Hakim, 1986).

Pengertian/definisi pestisida merupakan bahan/substansi kimiawi yang mengandung beberapa komponen bersifat racun bagi tumbuhan, hewan, manusia, dan mikroorganisme lainnya sehingga apabila terpapar oleh senyawa pestisida tersebut dapat menimbulkan gangguan, bahkan kematian. Pestisida umumnya digunakan untuk memberantas hama dan penyakit pada tanaman perkebunan (hortikultur pertanian), dan sebagiannya juga untuk membunuh serangga, gulma/rumput liar, dan juga hewan-hewan pengerat seperti tikus tanah yang parasit bagi tanaman padi.

Pestisida merupakan senyawa kimia yang cukup berbahaya bagi makhluk hidup, bahkan dampak buruk yang serius dari pestisida dapat menyebabkan mutasi gen dan kromosom (contohnya pada salah satu golongan pestisida DDT yang dapat membuat karakter/prilaku seorang pria menyerupai perempuan).

Selain itu, senyawa pestisida juga bisa berdampak buruk bagi keseimbangan ekosistem di alam, dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran udara.

Pestisida terdiri dari berbagai macam jenisnya. Menurut Triharso (1994) dalam bukunya yang berjudul “Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman”, jenis-jenis/macam-macam pestisida berdasarkan sasarannya meliputi :

  • akarisida (pembunuh tungau) misalnya Kelthene MF;
  • algisida (pembunuh algae=ganggang) misalnya Dimanin;
  • avisida (pembunuh burung) misalnya Avitrol;
  • bakterisida (pembunuh bakteri) misalnya Penisilin ;
  • larvisida (pembunuh ulat) misalnya Fenthion;
  • molukusida (pembunuh siput) misalnya Morestan;
  • ovisida (perusak telur);
  • pedukulisida (pembunuh kutu);
  • piscisida (pembunuh predator);
  • silvisida (pembunuh pohon hutan /pembersih sisa-sisa pohon);
  • termisida (pembunuh rayap) misalnya Agrolene 26 WP

Jenis-jenis pestisida dan contoh lain yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut :

Fungisida (pembunuh jamur) misalnya Benlate

Fungisida organik yang paling banyak digunakan seperti captan, captacol dan folpet. Secara struktur sangat mirip dengan obat thalidomide yang telah terbukti dapat mnyebabkan cacat lahir yang berat. Selain itu, fungisida memiliki potensi menimbulkan efek kronik seperti pada masalah-masalah reproduksi (kusnoputranto, 1996). Selain itu menurut Rompas (2010), apabila kulit kita terpapar oleh fungisida, maka kulit kita akan mengalami iritasi dan dermatitis. Kebanyakan fungisida dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan, selaput lendir, membran mata, dan hidung. Pada umumnya fungisida bersifat sitotoksik dan dapat menyebabkan kanker.

Herbisida (pembunuh gulma) misalnya Gramoxone

Herbisida organik merupakan kelompok kimiawi yang berbeda-beda, misalkan atrazine, dicamba, paraquat, dan linuron. Secara kimiawi herbisida terdiri dari dua golongan, yaitu herbisida chloropehenoxi yang termasuk bahan beracun bagi manusia dan sebagai perangsang kanker serta herbisida bipyridyl senyawa herbisida dapat juga masuk dalam ekosistem perairan laut meskipun tidak secara langsung. Senyawa tersebut dapat masuk melalui aliran air baik akibat dari “run off” di permukaan tanah maupun lewat saluran air ke sungai. Senyawa kimia herbisisda yang sulit terurai secara alamiah sangat berbahaya bagi biota perairan Rompas (2010).

Insektisida (pembunuh serangga) misalnya Labaycid

Insektisida organ klorin merupakan bagian dari kelas insektisida yang dapat menyebabkan masalah, yaitu polychlorinated biphenyls (PCBs) dan dioxin. kelompok  insektisida organoklorin merupakan racun terhadap susunan syaraf (neurotoxins) yang merangsang sistem syaraf baik pada serangga maupun mamalia. selain itu, kelompok ini juga dapat meyebabkan tremor dan kejang-kejang (Kusnoputranto, 1996).

Rodentisida (pembunuh binatang mengerat) misalnya Diphacin 110

Menurut Rompas (2010) Pestisida jenis ini tidak hanya di pakai pada sawah atau di ladang, tetapi digunakan juga kebutuhan rumah tangga untuk membasmi tikus di dalam rumah. Apabila disengaja atau secara kebetulan termakan oleh kita dapat menyebabkan keracunan yang serius karena dosisnya yang tinggi sehingga dapat menimbulkan gejala yang parah dan tidak ada anti dotumnya.

Syarat Pestisida yang ideal menurut Triharso (1994) adalah sebagai berikut :

  1. mempunyai toksisitas oral yang rendah,
  2. mempunyai toksisitas dermal yang rendah,
  3. tidak resisten
  4. tidak meninggalkan residu,
  5. tidak berakumulasi,
  6. efektif terhadap organisme sasaran,
  7. mempunyai spektrum yang sempit,
  8. tidak mematikan organisme bukan sasaran,
  9. tidak fitotoksis,
  10. tidak menimbulkan resistensi pada organisme sasaran,
  11. mudah didapat,
  12. murah
  13. tidak mudah terbakar
  14. dapat disimpan lama tanpa mengurangi nilai,
  15. tidak merusak alat

 

SUMBER REFERENSI:

Hakim, Nur Hajati, dkk. 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Kusnoputranto, Haryoto. 1996. Pengantar Toksikologi Lingkungan. Proyek        Pengembangan  Pusat Studi Lingkungan. Jakarta.

Rompas, R.M. 2010. Toksikologi Kelautan. PT.Walau Bengkulen. Jakarta.

Triharso. 1993. Dasar-Dasar Perlindungan Tanaman. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

4 Comments

Add a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

PESAN SPONSOR